Acara Festival Batu Aceh tahun 2015
Aneka batu giok dan batu akik dipamerkan dalam Atjeh Batee
Festival atau Festival Batu Aceh 2015, yang berlangsung di Banda Aceh selama sepekan
ini. Selain pameran, kegiatan ini juga menampilkan kompetisi batu akik yang
diikuti oleh ratusan pencinta batu di Aceh.
Festival Batu Giok ini benar-benar memanjakan mata
pengunjung yang datang ke ajang pameran batu hias tersebut. Tak heran, sejak
awal festival batu ini dibuka di Banda Aceh, Selasa (3/2/2015), ratusan
pengunjung terlihat memadati arena pameran yang digelar di sebuah hotel
berbintang di Banda Aceh.
Panitia Penyelenggara Atjeh Batee Festival, Octowandi
mengatakan, kegiatan ini selain menunjukkan potensi daerah yang bisa mengundang
investasi, juga untuk menarik jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Aceh.
“Selain itu kita juga ingin menyatakan kepada seluruh
pencinta batu dan masyarakat bahwa dari hasil pemeriksaan laboratorium ternyata
batu giok jenis idocrase yang berasal dari alam Aceh itu adalah batu dengan
kualitas terbaik di dunia saat ini,” jelas Octowandi, usai pembukaan Atjeh
Batee Festival, Selasa (3/2/2015).
Demam batu. Inilah yang menjadi trend masyarakat di Banda
Aceh dalam beberapa bulan terakhir. Batu alam seperti batu giok dan batu akik
kini menjadi perhiasan favorit di kalangan masyarakat. Aneka jenis batu seperti
idocrase, calcedony, cempaka dan bacan terus menjadi incaran warga.
“Suka lihatnya, warnanya bagus-bagus. Kalau dulu saya kurang
suka batu, sekarang malah jadi ingin beli aneka warna, tapi harganya lumayan
tinggi juga untuk jenis gioknya,” ujar Nuraini, seorang warga Lampineung yang
berada di arena festival batu.
Pusat-pusat perdagangan di Kota Banda Aceh pun menyajikan
pemandangan lain jika malam hari. Kini, ratusan pedagang batu mulia bisa
ditemui disepanjang jalan. Selain menjual batu yang sudah berupa cincin atau
kalung, tidak sedikit pula pedagang yang menjual bahan mentah batu yang diambil
langsung dari area pegunungan di Aceh.
“Konsumen bisa memilih ingin membeli batu yang sudah jadi
lengkap atau ingin memilih batu mentah yang kemudian diasah sendiri sesuai
dengan keinginan sendiri,” ujar Zainuddin, seorang pedagang batu mulia di Banda
Aceh.
Bahkan, menurut Zainuddin, dia hanya menjual batu-batu yang
berasal dari pegunungan di Aceh dan tidak menjual batu-batu dari luar Aceh.
“Kalau saya khusus menjual batu-batu Aceh saja, giok-giok dari Nagan Raya dan
Panga. Itu peminatnya luar biasa,” ujar Zainuddin.
Hal senada juga diungkapkan Muhib, seorang pedagang batu
mulia lainnya. Menurut Muhib antusias masyarakat untuk memiliki batu mulia
berupa giok ataupun batu akik, terus meningkat. Dalam semalam, menurut Muhib,
para pedagang batu perhiasan ini bisa memperoleh pendapatan Rp 2 juta hingga Rp
5 juta. “Banyak warga yang datang setiap malam dan setiap hari, dan antusiasnya
cukup tinggi,” jelas Muhib.
KOMPAS.com/Daspriani Y Zamzami Wakil Gubernur Aceh Muzakkir
Manaf dan Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto meninjau
pameran batu giok pada ajang Batee Atjeh Festival.
Batu yang dijual, tambah Muhib berkisar dari harga Rp 200
ribu hingga Rp 2 juta. Menjamurnya bisnis batu alam di aceh membuat pemerintah
mulai membuat aturan ketat terhadap penambangan batu dan penjualannya.
Beberapa pemerintah daerah di kabupaten/kota, mulai
menerapkan pajak bagi penjualan batu giok keluar aceh. Pebisnis batu juga
diminta untuk tidak menjual batu mentah keluar daerah melainkan batu yang sudah
jadi perhiasan.
Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf juga mengimbau agar
penambang bisa memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam melakukan
penambangan batu.
“Kita tidak bisa menutup mata, maraknya bisnis batu kini
memberi peluang kerja yang cukup lumayan bagi rakyat. Namun untuk kondisi ini,
kita juga mengimbau agar rakyat bisa memperhatikan keseimbangan lingkungannya
agar tak menderita di kemudian hari karena kerusakan lingkungan,” ujar Muzakkir
Manaf.
Muzakkir Manaf juga mengingatkan, bahwa potensi sumber daya
alam di Aceh masih luar biasa. Diharap ini bisa terus dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat Aceh.
Pesona Batu Permata Dari Aceh
Reviewed by Unknown
on
03:41
Rating: