Batu Akik Menjadi Tren Di Tahun 2015 Ini
Belakangan batu akik tiba-tiba jadi primadona. Harga jual
dari pertambangan rakyat melonjak 500 persen. Di sentra penjualan batu akik
terbesar se-Asia Tenggara, Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur, pedagang meraup
untung hingga 400 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Seiring Tren Batu Akik maka Suara desing mesin gerinda
terdengar sepanjang hari di sudut Kota Aceh. Suara itu berasal dari ratusan
batu alam yang sedang dipotong atau diasah di rumah-rumah warga.
Demikian gambaran ledakan batu akik di "Negeri Serambi
Mekkah". Penggemar batu akik seperti idocrase dan giok terus tumbuh.
Hampir di semua pusat pertokoan, pasar tradisional, dan modern ada tempat
pengasahan dan penjualan batu alam.
Geriap batu akik juga terdengar di Kota Martapura, Kabupaten
Banjar, Kalimantan Selatan. Di sini akik bahkan sempat mendunia karena penemuan
intan di Pendulangan Cempaka, Sungai Tiung, Desa Pumpung, Cempaka, pada 1965.
Meski menghasilkan akik sejak 1960-an, batu-batu mulia baru digandrungi sekitar
dua tahun terakhir.
Sebelumnya, batu akik dari pendulangan tradisional Cempaka
tidak mampu mengimbangi kebesaran intan trisakti yang tersohor hingga ke luar
negeri. Banyak jenis batu alam dari pendulangan intan tradisional, antara lain
kecubung, fosil, amparan, badar besi, pirit, kelulut, dan merah borneo.
Oleh para perajin, bongkahan batu dibelah-belah dan digosok
dengan cara tradisional sehingga menghasilkan batu-batu yang indah dengan
beragam corak. "Petambang mendapatkan bongkahan batu itu paling tidak di
kedalaman 20 meter," kata Muhammad Aini (45), perajin perhiasan dan batu
permata di Desa Pumpung, Cempaka, Kota Banjarbaru.
Selain batu aceh dan batu martapura, jenis batu akik yang
sedang naik daun adalah batu bacan dari Pulau Bacan, Maluku Utara. Konon, bacan
menjadi primadona karena dipakai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Batu bacan terdiri dari dua jenis, yakni bacan doko dan
bacan palamea. Bacan doko umumnya berwarna hijau tua dan bacan palamea berwarna
kebiruan. Nama doko dan palamea merupakan nama desa di Pulau Bacan tempat
diambilnya batu-batu itu.
Harga Batu Akik Melambung Tinggi
Harga Jual Batu Akik sangat bergantung pada warna, tingkat
kejernihan, ukuran, dan kekerasan batu. Batu bacan dengan berat 5 gram dijual
Rp 3 juta-Rp 5 juta per butir. Fadly Sabban, warga Ambon, bahkan bisa menjual
batu bacan seberat 20 gram dengan harga Rp 30 juta-Rp 50 juta per butir. Batu
bacan kini menjadi batu termahal yang dilirik oleh pasar Taiwan hingga Jepang.
Ketua Gabungan Pecinta Batu Alam (GaPBA) Aceh Nasrul Sufi
mendata jumlah penggemar batu akik terus meningkat. Pada 2011, penggemar batu akik
hanya sekitar 30 orang dan kini 50.000 orang. Harga batu aceh pun melonjak
drastis dibandingkan tahun lalu.
Pengusaha batu akik, Muhammad Syukur (33), menuturkan,
setahun lalu harga bahan mentah idocrase kualitas super dari petambangnya
berkisar Rp 400.000 per kilogram. Kini harganya bisa Rp 100 juta-an per kg.
GaPBA Aceh mencatat, pebisnis batu akik melonjak hingga 15.000 orang di seluruh
Aceh.
Fenomena batu akik terjadi ketika warga menemukan bahan
mentah batu alam jenis idocrase di Betung, Kabupaten Nagan Raya, pada 2013.
Idocrase kemudian menang dalam Indonesian Gemstones Competition and Exhibition
2013 dan 2014 di Jakarta.
Melihat ledakan permintaan, GaPBA Aceh membangun Sentra
Kerajinan Batu Alam Aceh di Ulee Lheue, Banda Aceh, pada November 2014 dengan
perputaran uang mencapai Rp 250 juta per hari. "Keuntungan yang didapat
para pebisnis itu 20-30 persen per hari dari semua perputaran uang
tersebut," ujar Nasrul.
Geliat batu akik juga kentara di Pasar Rawa Bening, Jakarta
Timur, yang dihuni 1.400 pedagang akik. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pedagang
Pasar Rawa Bening Tanwir Lubis menyebut kenaikan omzet hingga 400 persen
dibandingkan tahun lalu. Omzet pedagang grosiran kecil, seperti Kios Batavia,
mencapai Rp 20 juta per hari.
"Tren batu akik meledak lagi karena munculnya batu alam
Indonesia. Batu bacan, bengkulu, aceh, dan lampung. Dulu orang enggak perhatian.
Saya keliling seluruh daerah dan memang setiap daerah ada potensi batu
akik," kata Tanwir.
Tren Batu Akik Di Indonesia
Reviewed by Unknown
on
03:26
Rating: